Bisnisdigital.umsida.ac.id – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia memegang peranan penting dalam perekonomian negara, berkontribusi lebih dari 60% terhadap PDB dan menyerap sekitar 97% tenaga kerja. Namun, tantangan besar dihadapi oleh UMKM di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital.
Dalam guest lecture yang disampaikan oleh Bayu Hari Prasojo SE MM, dosen Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), di Fakultas Ekonomi dan Muamalat Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) pada (08/10/2025), terungkap bahwa meskipun UMKM memiliki potensi besar, mereka sering kali tertinggal dalam penerapan teknologi, khususnya di wilayah pedesaan.
Bayu menjelaskan bahwa meskipun UMKM di perkotaan sudah mulai mengadopsi teknologi digital seperti e-commerce dan sistem pembayaran non-tunai, UMKM di daerah terpencil seringkali kesulitan untuk mengakses teknologi tersebut.

“UMKM perkotaan mengadopsi alat digital dengan cepat, sementara di pedesaan, banyak pengusaha yang masih kesulitan beradaptasi dengan teknologi baru,” ungkap Bayu.
Selain itu, keterbatasan pendanaan menjadi hambatan utama bagi UMKM dalam mengakses teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka.
Akses terbatas ke pembiayaan dan kurangnya dukungan finansial dari lembaga keuangan menjadi masalah besar yang dihadapi banyak pelaku UMKM.
“Meski banyak teknologi yang tersedia, UMKM sering kali tidak mampu berinvestasi dalam digitalisasi karena kesulitan mendapatkan modal yang cukup,” jelas Bayu.
Baca juga: Fraud Pentagon Theory: Solusi Deteksi Awal Kecurangan Laporan Keuangan di Sektor Pertambangan
Digitalisasi: Kunci Keberlanjutan dan Daya Saing UMKM
Bayu juga menyoroti bahwa digitalisasi bukan hanya tentang mengikuti tren, tetapi menjadi keharusan untuk bertahan dan berkembang.
Dalam presentasinya, ia menjelaskan bagaimana UMKM, terutama di sektor perdagangan dan manufaktur, mulai mengadopsi teknologi seperti platform e-commerce (Tokopedia, Shopee), sistem pembayaran digital (QRIS, e-wallet), serta penggunaan aplikasi kasir digital untuk efisiensi operasional.
“Digitalisasi memberikan peluang bagi UMKM untuk memperluas pasar, meningkatkan efisiensi, dan memperkenalkan produk mereka ke konsumen internasional. Platform e-commerce global seperti Etsy dan Amazon Handmade memberi kesempatan untuk menjual produk langsung ke pasar luar negeri,” tambah Bayu.
Namun, penerapan teknologi di UMKM tidak datang tanpa tantangan. Bayu menekankan bahwa digitalisasi hanya akan efektif jika didukung oleh inovasi dari pelaku UMKM itu sendiri.
“Perilaku kerja inovatif (Innovation Work Behaviour/IWB) menjadi kunci untuk memastikan bahwa teknologi digunakan secara optimal. Tanpa budaya inovasi, teknologi hanya akan menjadi alat yang tidak termanfaatkan sepenuhnya,” ujar Bayu.
Dalam hal ini, generasi muda pengrajin memiliki peran penting dalam membawa ide-ide segar dan inovasi dalam produk, seperti menciptakan motif batik yang lebih modern dan menarik bagi konsumen muda.
Namun, tanpa pemahaman yang baik tentang cara memanfaatkan teknologi, potensi tersebut akan sulit tercapai.
Oleh karena itu, Bayu menekankan pentingnya pelatihan bagi pengusaha dan pengrajin untuk mengembangkan keterampilan digital dan kewirausahaan.
Lihat juga: Dr Roni Tabroni Tekankan Media sebagai Instrumen Islam Berkemajuan dan Pencerahan
Pentingnya Kebijakan Pemerintah dalam Mendukung Digitalisasi UMKM
Selain dari sisi teknologi dan inovasi, Bayu juga menyoroti peran penting kebijakan pemerintah dalam mendukung transformasi digital UMKM.
“Pemerintah perlu menyediakan kebijakan yang lebih inklusif, seperti kemudahan akses perizinan, insentif pajak, dan dukungan finansial yang ditujukan khusus untuk UMKM yang ingin mengadopsi teknologi,” ungkapnya.
Bayu menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah yang mendukung UMKM, seperti subsidi keuangan dan penyediaan fasilitas pelatihan kewirausahaan, sangat penting untuk meningkatkan daya saing mereka.
Selain itu, inisiatif seperti penyederhanaan peraturan dan dukungan melalui platform digital dapat mempermudah UMKM untuk berkembang di pasar lokal maupun internasional.
Ia juga menyarankan agar UMKM lebih aktif dalam membangun kemitraan dengan lembaga pemerintah dan swasta untuk memperkuat akses mereka terhadap pasar global.
Dengan begitu, UMKM dapat memanfaatkan peluang yang ada dan bersaing lebih efektif dengan pelaku usaha global.
“Kolaborasi antara UMKM, pemerintah, dan sektor swasta akan memperkuat sumber daya mereka, memperluas pasar, dan menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan di Indonesia,” pungkas Bayu.
Dengan penerapan teknologi yang tepat, perilaku kerja inovatif, dan dukungan kebijakan yang mendukung, UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan menjadi kekuatan ekonomi yang kompetitif.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah










