Bisnisdigital.umsida.ac.id – Di era serba digital, banyak startup berlomba menciptakan aplikasi, layanan, dan inovasi baru.
Namun ironisnya, tidak sedikit di antara mereka yang melupakan satu pondasi terpenting keamanan siber.
Padahal, bisnis digital bergantung pada data, sistem, dan kepercayaan pengguna.
Ketika ketiganya tidak terlindungi, keberlangsungan startup bisa terancam dalam hitungan jam.
Fenomena ini menjadi peringatan bahwa cybersecurity bukan sekadar pelengkap, melainkan kebutuhan strategis yang harus diprioritaskan sejak awal.
Baca juga: Empati dan Prototyping Jadi Kunci Inovasi Produk di Era Digital
Risiko Nyata yang Sering Disepelekan Startup

Bagi banyak startup, fokus utama biasanya pada pengembangan produk, pemasaran, dan pencarian pendanaan.
Keamanan siber sering ditempatkan di urutan terakhir karena dianggap mahal, rumit, atau tidak mendesak.
Padahal, ancaman digital berkembang lebih cepat daripada pertumbuhan bisnis itu sendiri.
Serangan siber seperti ransomware, phishing, pencurian data pelanggan, hingga kebocoran sistem dapat terjadi kapan saja.
Startup yang masih memiliki sistem sederhana justru menjadi sasaran empuk, karena biasanya masih minim proteksi.
Sekali terjadi pelanggaran data, dampaknya bisa berlapis kerugian finansial, hilangnya kepercayaan pengguna, hingga potensi tuntutan hukum jika terkait data pribadi.
Ketika kepercayaan publik hilang, tidak mudah bagi startup untuk bangkit kembali.
Reputasi yang retak dapat memengaruhi hubungan dengan investor, mitra bisnis, dan pasar secara keseluruhan.
Tanpa perlindungan memadai, inovasi secanggih apa pun mudah runtuh karena serangan kecil yang sebenarnya bisa dicegah.
Lihat juga: Sukses Ciptakan Aplikasi Koperku, 2 Dosen Fbhis Umsida Sabet Penghargaan KISI 2025
Cybersecurity Sebagai Investasi Jangka Panjang
Cybersecurity sering dianggap sebagai biaya, padahal sejatinya adalah investasi jangka panjang.
Dengan lebih banyak layanan berbasis cloud, transaksi digital, dan integrasi sistem, keamanan menjadi fondasi yang menjaga kelangsungan bisnis.
Startup yang serius dengan model bisnisnya perlu menanamkan mindset bahwa keamanan bukan “opsional”, melainkan bagian dari strategi pertumbuhan.
Langkah sederhana seperti penggunaan autentikasi ganda, enkripsi data, pembaruan sistem rutin, serta edukasi dasar keamanan bagi tim, sudah dapat mengurangi risiko secara signifikan.
Jika memiliki kapasitas lebih, startup bisa menerapkan audit keamanan berkala, penetration testing, hingga membangun kebijakan data yang jelas dan bertanggung jawab.
Selain itu, keamanan siber juga merupakan nilai jual. Pengguna semakin cerdas dan selektif.
Mereka ingin tahu apakah layanan yang digunakan aman, apakah datanya dikelola dengan baik, dan apakah perusahaan tersebut memiliki komitmen terhadap privasi.
Startup yang memiliki sistem keamanan kuat akan lebih dipercaya dan lebih siap bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Pada akhirnya, keberlanjutan startup tidak hanya ditentukan oleh inovasi dan pemasaran, tetapi juga oleh kemampuan melindungi aset digitalnya.
Dengan memahami pentingnya cybersecurity sejak dini, startup dapat bertumbuh lebih sehat, lebih siap menghadapi ancaman, dan lebih percaya diri memasuki masa depan digital yang penuh peluang sekaligus risiko.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah










