Design Thinking, Kunci Transformasi Bisnis Digital di Era Disrupsi: Riset Dosen Umsida Tawarkan Pendekatan Inovatif

Bisnisdigital.umsida.ac.id – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan disrupsi digital, pendekatan design thinking muncul sebagai strategi penting dalam membangun inovasi bisnis yang berkelanjutan.

Hal ini menjadi fokus utama dalam buku “Design Thinking for Business” karya Istian Kriya Almanfaluti, SKom MKom, dosen Program Studi Bisnis Digital Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).

Melalui pendekatan multidisiplin, buku ini mengulas bagaimana design thinking tidak hanya sekadar metode kreatif dalam menghasilkan ide, tetapi juga kerangka strategis dalam proses transformasi digital yang berpusat pada manusia (human-centered innovation).

“Dalam konteks bisnis digital, design thinking berperan sebagai jembatan antara teknologi, manusia, dan nilai bisnis. Pendekatan ini membantu organisasi memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih dalam,” ujar dosen Bisnis Digital tersebut.

Baca juga: Micro-Influencer dan Kekuatan Keaslian di Tengah Krisis Kepercayaan Digital

Menjadikan Empati Sebagai Titik Awal Inovasi
Sumber: Pexels

Salah satu poin penting yang digarisbawahi dalam buku ini adalah bahwa inovasi yang bermakna tidak mungkin terwujud tanpa pemahaman empatik terhadap pengguna.

Dalam proses design thinking, tahapan empathize menjadi langkah awal untuk menggali perilaku, kebutuhan, dan motivasi pelanggan.

Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk merancang solusi yang benar-benar relevan dengan permasalahan nyata di lapangan.

Menurut Istian, “Empati bukan sekadar memahami pelanggan dari data, tetapi juga menyelami pengalaman mereka.

Di sinilah letak kekuatan design thinking ia menghubungkan logika bisnis dengan sisi kemanusiaan.

Melalui empati, tim bisnis dapat membangun solusi berbasis nilai yang tidak hanya menarik secara komersial, tetapi juga memiliki dampak sosial yang lebih luas.

Lihat juga: Mahasiswa Ikom Umsida Wujudkan Video Profil Admisi Melalui Penerapan Ilmu Videografi

Kolaborasi Lintas Disiplin dalam Era Digital

Dalam dunia bisnis yang kompleks dan dinamis, design thinking menuntut kolaborasi lintas disiplin antara desainer, pengembang, manajer, hingga pelanggan itu sendiri.

Pendekatan ini menempatkan komunikasi terbuka sebagai pondasi utama agar ide-ide baru dapat diuji dan diperbaiki secara iteratif.

Buku ini menyoroti bahwa di era digital, kolaborasi menjadi faktor penentu keberhasilan transformasi bisnis.

Proses ideate dan prototype dalam design thinking mendorong tim lintas fungsi untuk bereksperimen tanpa takut gagal.

“Kegagalan bukan akhir dari proses, tetapi bagian dari pembelajaran menuju solusi yang lebih matang,” tegas Istian.

Hal ini menjadikan design thinking relevan bagi berbagai jenis organisasi mulai dari startup hingga UMKM yang sedang beradaptasi dengan teknologi digital.

Transformasi Digital UMKM Melalui Design Thinking

Penelitian ini juga menyoroti bagaimana pendekatan design thinking dapat menjadi strategi efektif untuk mendorong transformasi digital UMKM di Indonesia.

Dengan sumber daya yang terbatas, UMKM membutuhkan metode inovasi yang fleksibel dan berorientasi pada kebutuhan pelanggan.

Pendekatan ini memungkinkan pelaku usaha kecil menengah untuk memvalidasi ide secara cepat, menyesuaikan produk dengan tren pasar, serta meningkatkan daya saing di era digital.

“Design thinking membantu UMKM berpikir seperti inovator: berani bereksperimen, belajar dari pelanggan, dan beradaptasi cepat terhadap perubahan,” jelas Istian.

Melalui integrasi design thinking, bisnis dapat bergerak dari sekadar mengikuti perubahan menuju menciptakan perubahan itu sendiri menjadikan inovasi sebagai budaya, bukan hanya strategi.

Sumber: Buku “Design Thinking For Business”

Penulis: Indah Nurul Ainiyah