Bisnisdigital.umsida.ac.id – Generasi Z, yang kini menjadi salah satu segmen pasar terbesar, dikenal dengan kecanggihan mereka dalam dunia digital.
Mereka adalah penggemar sejati media sosial dan platform digital lainnya, seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.
Dengan karakteristik tersebut, tidak mengherankan jika perusahaan-perusahaan berusaha keras menarik perhatian Gen Z melalui berbagai strategi pemasaran digital yang kreatif dan inovatif.
Pemasaran berbasis konten visual yang menarik, influencer marketing, serta kampanye yang berfokus pada nilai-nilai sosial dan keberagaman menjadi pilihan utama dalam meraih hati mereka.
Strategi pemasaran yang terkesan sangat kreatif sering kali disambut antusias oleh audiens Gen Z.
Perusahaan berlomba-lomba untuk menyajikan pengalaman unik dengan menggunakan teknologi terbaru, seperti augmented reality (AR) atau virtual reality (VR), dalam iklan mereka.
Konten yang interaktif, berbasis tantangan, atau meme yang mudah dibagikan pun menjadi favorit dalam menarik perhatian mereka.
Keberhasilan pemasaran digital pada Gen Z seolah menjadi bukti bahwa kreativitas yang tinggi dalam strategi pemasaran dapat meningkatkan brand engagement dan loyalitas.
Baca juga: Membentengi Konsumen di Era Bisnis Online: Antara Penipuan, Hukum, dan Edukasi
Antara Kreativitas dan Gimmick dalam Digital Marketing
Namun, apakah kreativitas dalam pemasaran digital ini benar-benar memberikan dampak positif bagi bisnis, atau sekadar sebuah gimmick semata?

Banyak perusahaan yang terjebak dalam dorongan untuk terlihat “keren” di mata Gen Z dengan menggunakan alat dan strategi pemasaran yang paling trendi, tanpa mempertimbangkan apakah strategi tersebut benar-benar relevan dengan kebutuhan pasar atau efektif dalam meningkatkan penjualan.
Seringkali, pemasaran yang berfokus pada gimmick ini justru tidak berhubungan langsung dengan nilai produk atau brand yang ditawarkan.
Misalnya, kampanye yang terlalu banyak menggunakan tren viral atau influencer populer tanpa memperhatikan kesesuaian dengan identitas merek bisa membuat konsumen merasa bahwa perusahaan lebih peduli dengan citra semata daripada kualitas produk.
Fenomena ini memunculkan pertanyaan apakah pemasaran digital kreatif tersebut hanya sekadar usaha mencari perhatian, tanpa tujuan jangka panjang yang jelas dan berdampak pada penjualan atau kesuksesan bisnis.
Lihat juga: E-Commerce dan Perang Harga: Merugikan UMKM atau Menjadi Kesempatan?
Dampak Nyata pada Bisnis
Salah satu masalah utama dari pemasaran digital yang terlalu kreatif atau berfokus pada gimmick adalah kurangnya evaluasi terhadap dampak nyata pada bisnis.

Perusahaan yang terjebak dalam hype sering kali tidak memperhatikan bagaimana cara mengukur keberhasilan pemasaran mereka dengan metrik yang relevan, seperti konversi penjualan, retensi pelanggan, atau pengaruh positif terhadap citra merek dalam jangka panjang.
Walaupun strategi pemasaran yang kreatif dapat menghasilkan buzz yang besar dalam waktu singkat, tanpa analisis yang tepat, perusahaan bisa gagal dalam mengonversi perhatian audiens menjadi pembelian yang sebenarnya.
Sebagai contoh, sebuah merek yang meluncurkan kampanye influencer dengan menggandeng selebritas ternama mungkin bisa mendapatkan banyak perhatian dan engagement dari Gen Z.
Namun apakah kampanye tersebut meningkatkan loyalitas pelanggan atau mendorong mereka untuk membeli produk?
Tanpa pemahaman yang jelas tentang bagaimana pemasaran berkontribusi pada pertumbuhan bisnis, perusahaan mungkin hanya menghabiskan anggaran untuk strategi yang tampaknya sukses di media sosial, tetapi tidak memberikan hasil nyata.
Kreativitas dengan Tujuan yang Jelas
Dalam dunia pemasaran digital, terutama yang menyasar Gen Z, kreativitas adalah kunci untuk menarik perhatian dan membangun hubungan yang lebih personal dengan konsumen.
Namun, kreativitas tanpa arah yang jelas dapat berakhir sebagai gimmick yang hanya sesaat. Perusahaan harus mampu menyeimbangkan antara inovasi dalam pemasaran dan tujuan bisnis yang konkret.
Pemasaran yang kreatif harus tetap relevan dengan produk dan nilai-nilai yang diusung oleh merek, serta mampu menghasilkan dampak jangka panjang yang dapat diukur.
Untuk itu, perusahaan perlu mengevaluasi secara kritis setiap strategi pemasaran yang diterapkan dan memastikan bahwa setiap kampanye, meskipun kreatif dan menarik, memiliki dampak positif yang signifikan terhadap perkembangan bisnis mereka.
Kreativitas dalam pemasaran digital, jika dilakukan dengan bijak, dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menjangkau audiens muda.
Namun, tanpa pemahaman yang mendalam tentang audiens dan tujuan yang jelas, bahkan yang paling kreatif pun bisa menjadi overhype tanpa dampak nyata bagi perusahaan.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah