Financial Target: Tekanan Menuju Kecurangan dalam Laporan Keuangan

Bisnisdigital.ac.id – Financial target merupakan salah satu indikator penting dalam Fraud Pentagon Theory, yang secara signifikan dapat memicu terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan. Financial target adalah standar keuangan yang ditetapkan oleh manajemen dan direksi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu, terutama dalam hal laba.

Namun, standar ini sering kali menjadi beban yang berat bagi manajemen, khususnya bagi tim keuangan yang dituntut untuk memastikan target tersebut tercapai, bahkan dalam kondisi perusahaan yang tidak mendukung.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Istian Kriya Almanfaluti, dijelaskan bahwa tekanan yang berasal dari financial target sering kali mendorong manajemen untuk mencari cara agar target laba tersebut terlihat tercapai di mata publik dan pemegang saham. Dalam banyak kasus, tekanan ini memaksa manajemen mengambil langkah-langkah tidak etis, termasuk manipulasi angka dalam laporan keuangan.

Financial target yang dirancang dengan tujuan untuk memberikan sinyal positif kepada pemegang saham dan pasar ternyata sering kali menjadi bumerang. Ketika target keuangan terlalu tinggi atau sulit dicapai, perusahaan cenderung mengambil langkah manipulatif untuk menjaga reputasi mereka. Tindakan semacam ini dilakukan untuk menjaga kepercayaan para investor dan menunjukkan bahwa perusahaan mampu mencapai hasil yang diharapkan, meskipun kenyataan sebenarnya berbeda.

Baca juga: Integrasi Bot Telegram di Aplikasi E-Complaint Kampus: Solusi Efisien Penanganan Keluhan Akademik

Mengapa Financial Target Menjadi Pemicu Kecurangan?
Sumber: Ilustrasi AI

Berdasarkan penelitian, financial target yang ditetapkan secara ambisius sering kali menempatkan manajemen dalam tekanan yang tinggi. Ketika target laba tidak tercapai, manajemen menghadapi risiko kehilangan kepercayaan dari pemegang saham, yang dapat berdampak buruk pada posisi mereka. Dalam situasi seperti ini, manajemen mungkin tergoda untuk menggunakan laporan keuangan sebagai alat manipulasi.

Menurut Almanfaluti, tekanan untuk mencapai financial target tidak hanya memengaruhi reputasi perusahaan, tetapi juga dapat menciptakan distorsi besar dalam pengambilan keputusan oleh para investor. Informasi keuangan yang tidak akurat menyebabkan keputusan investasi yang keliru, yang akhirnya dapat merugikan semua pemangku kepentingan. Kecurangan yang dilakukan mungkin tampak sebagai solusi jangka pendek, tetapi dampak jangka panjangnya jauh lebih merugikan.

Lihat juga: Digitalisasi Akuntansi: Solusi bagi Skeptisisme UMKM terhadap Standar Keuangan

Studi Kasus dan Implikasi

Kasus PT Asuransi Jiwasraya menjadi salah satu contoh nyata dampak negatif dari tekanan financial target. Perusahaan ini diketahui telah membukukan laba semu selama beberapa tahun demi menunjukkan performa yang sesuai dengan harapan pemegang saham. Manipulasi ini akhirnya terungkap dan menimbulkan kerugian besar, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi nasabah dan investor.

Penelitian lain menunjukkan bahwa financial target memiliki hubungan signifikan dengan kecurangan dalam laporan keuangan. Dengan kata lain, semakin besar tekanan untuk mencapai target keuangan yang ditetapkan, semakin tinggi pula potensi bagi manajemen untuk melakukan manipulasi. Skandal semacam ini menunjukkan bahwa perusahaan sering kali mengabaikan etika dan standar akuntansi demi memenuhi ekspektasi jangka pendek.

Mengatasi Tekanan Financial Target

Agar financial target tidak menjadi pemicu tindakan kecurangan, perusahaan perlu menerapkan strategi yang efektif. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

  1. Menyesuaikan Target yang Realistis
    Manajemen harus menetapkan target keuangan yang realistis berdasarkan kondisi pasar, kemampuan internal perusahaan, dan analisis ekonomi yang komprehensif. Target yang terlalu ambisius hanya akan menambah tekanan bagi tim keuangan.
  2. Pengawasan yang Efektif
    Dewan pengawas independen harus dilibatkan untuk memastikan transparansi dalam penyusunan laporan keuangan. Peran pengawasan yang kuat dapat meminimalkan peluang bagi manajemen untuk melakukan tindakan manipulatif.
  3. Edukasi dan Kesadaran Manajemen
    Perusahaan perlu meningkatkan pemahaman manajemen tentang risiko jangka panjang yang ditimbulkan oleh kecurangan laporan keuangan. Edukasi ini mencakup pentingnya menjaga integritas dan reputasi perusahaan.
  4. Penggunaan Teknologi untuk Pencegahan
    Implementasi sistem akuntansi berbasis teknologi dapat membantu mengurangi peluang manipulasi. Sistem otomatis yang dirancang dengan baik mampu meningkatkan transparansi dan akurasi laporan keuangan.
  5. Audit Eksternal yang Ketat
    Menggunakan jasa audit eksternal dari lembaga terpercaya adalah langkah penting untuk meminimalkan risiko kecurangan. Auditor eksternal yang kompeten dapat mendeteksi dan mencegah upaya manipulasi.

Financial target memang menjadi salah satu indikator utama keberhasilan perusahaan. Namun, jika tidak dikelola dengan bijak, tekanan yang ditimbulkannya dapat memicu tindakan manipulasi yang merugikan semua pihak. Perusahaan harus menyadari bahwa etika dan integritas dalam laporan keuangan adalah fondasi utama untuk keberlangsungan bisnis yang sehat. Dengan menetapkan target yang realistis dan menerapkan pengawasan yang baik, risiko kecurangan dapat diminimalkan. Pada akhirnya, transparansi dan kejujuran akan membawa dampak positif yang lebih besar bagi perusahaan dan semua pemangku kepentingan.

Penulis: Indah Nurul Ainiyah