Relevansi Profitabilitas dan Leverage dalam Penilaian Saham Perusahaan Real Estate: Wawasan bagi Investor

Bisnisdigital.umsida.ac.id – Pasar saham sering kali menjadi barometer kesehatan ekonomi suatu negara, dan harga saham mencerminkan persepsi investor terhadap prospek perusahaan. Namun, di tengah berbagai variabel yang memengaruhi harga saham, profitabilitas dan leverage sering kali menjadi faktor utama yang dipertimbangkan oleh investor.

Dalam konteks sektor properti dan real estate di Indonesia, penelitian terbaru menunjukkan hasil yang menarik terkait dampak profitabilitas (Return on Assets/ROA) dan leverage (Debt to Equity Ratio/DER) terhadap harga saham.

Profitabilitas dan Relevansinya terhadap Harga Saham
Sumber: Pexels

Secara teori, profitabilitas merupakan indikator kinerja yang penting. ROA, sebagai salah satu ukuran profitabilitas, mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi ROA, semakin besar kapasitas perusahaan untuk menghasilkan laba, yang pada akhirnya menarik minat investor dan mendorong kenaikan harga saham.

Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2017-2019. Hasil ini bertentangan dengan teori keuangan tradisional yang mengasumsikan bahwa profitabilitas yang tinggi seharusnya berkorelasi positif dengan harga saham.

Baca juga: Transformasi E-Commerce: Peluang dan Tantangan dalam Era Teknologi Digital

Salah satu penjelasan untuk temuan ini adalah bahwa sektor properti memiliki karakteristik unik. Faktor-faktor eksternal seperti regulasi pemerintah, tren pasar, kondisi makroekonomi, serta fluktuasi harga properti sering kali memainkan peran yang lebih dominan dalam menentukan nilai saham dibandingkan kinerja keuangan internal perusahaan.

Selain itu, sektor properti dan real estate kerap menghadapi siklus pasar yang panjang, di mana dampak profitabilitas terhadap harga saham mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk terlihat secara signifikan.

Leverage: Risiko atau Peluang?
Sumber: Pexels

Leverage, yang diukur melalui DER, mencerminkan sejauh mana perusahaan menggunakan utang dalam struktur modalnya. Dalam konteks tradisional, leverage yang tinggi dianggap meningkatkan risiko keuangan, karena perusahaan harus memenuhi kewajiban utangnya bahkan dalam kondisi sulit.

Sebaliknya, leverage yang dikelola dengan baik dapat meningkatkan pengembalian ekuitas dengan memanfaatkan utang sebagai alat pendanaan yang efisien. Namun, penelitian menunjukkan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham di sektor properti dan real estate selama periode yang diteliti.

Lihat juga: Bijak Menolak Paylater: Langkah Penting Menuju Kesejahteraan Ekonomi di Era Konsumerisme Gen Z

Temuan ini mengindikasikan bahwa investor mungkin lebih fokus pada faktor-faktor lain, seperti prospek pertumbuhan, stabilitas pendapatan perusahaan, atau kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan proyek jangka panjangnya, dibandingkan hanya melihat struktur modalnya. Faktor lain yang mungkin berkontribusi adalah sifat investasi di sektor properti yang bersifat jangka panjang.

Dalam beberapa kasus, leverage yang tinggi bisa dipandang sebagai elemen strategis untuk mendukung ekspansi atau pengembangan proyek besar. Investor mungkin menilai leverage tinggi sebagai komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan, meskipun risiko yang melekat tetap harus dikelola dengan baik.

Implikasi bagi Investor dan Perusahaan

Hasil penelitian ini memberikan wawasan penting bagi investor dan perusahaan di sektor properti dan real estate. Bagi investor, temuan ini menyoroti perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dalam mengevaluasi saham di sektor ini.

Daripada hanya berfokus pada indikator tradisional seperti ROA dan DER, investor perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain yang lebih kontekstual, seperti nilai pasar (Earning Per Share/EPS), stabilitas harga properti, atau potensi proyek masa depan.

Selain itu, investor perlu memahami bahwa sektor properti sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, seperti regulasi terkait perizinan, pajak, atau insentif pembiayaan. Oleh karena itu, analisis fundamental yang menggabungkan indikator keuangan dengan faktor eksternal menjadi kunci dalam membuat keputusan investasi yang cerdas.

Bagi perusahaan, temuan ini menggarisbawahi pentingnya transparansi dan komunikasi yang efektif dengan pemangku kepentingan. Meskipun profitabilitas dan leverage tidak memiliki dampak langsung terhadap harga saham, perusahaan tetap perlu menunjukkan strategi mereka dalam mengelola aset dan pendanaan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. Komunikasi yang jelas mengenai proyek-proyek strategis, rencana ekspansi, dan manajemen risiko dapat membantu membangun kepercayaan investor.

Relevansi profitabilitas dan leverage dalam penilaian saham perusahaan real estate menunjukkan bahwa pasar tidak selalu merespons sesuai dengan asumsi keuangan tradisional. Dalam sektor properti yang kompleks, faktor eksternal dan karakteristik unik pasar sering kali mendominasi dalam menentukan harga saham.

Penulis: Indah Nurul Ainiyah