Bisnisdigital.umsida.ac.id – Dalam era transformasi digital yang semakin pesat, bisnis digital dan bisnis konvensional sering kali dianggap sebagai dua kubu yang bersaing.
Namun, benarkah keduanya harus saling mengalahkan? Ataukah justru bisa berkolaborasi untuk menciptakan peluang yang lebih besar?
Artikel ini akan membahas bagaimana kedua model bisnis ini bisa bersaing sekaligus berkolaborasi demi pertumbuhan ekonomi yang lebih luas.
Dinamika Persaingan Bisnis Digital dan Konvensional
Bisnis digital berkembang pesat dengan dukungan teknologi dan akses internet yang luas.

Model bisnis ini menawarkan efisiensi tinggi, jangkauan pasar yang lebih luas, serta pengalaman pelanggan yang lebih personal.
Platform e-commerce, layanan streaming, hingga fintech telah mengubah cara masyarakat bertransaksi dan berinteraksi dengan dunia bisnis.
Sebaliknya, bisnis konvensional menghadapi tantangan besar untuk tetap relevan di tengah persaingan digital.
Banyak usaha ritel tradisional mengalami penurunan akibat perubahan pola belanja konsumen yang lebih memilih platform digital.
Kecepatan dan kemudahan yang ditawarkan bisnis digital membuat pelanggan beralih ke transaksi online dibandingkan datang langsung ke toko fisik.
Namun, meskipun bisnis digital berkembang pesat, bisnis konvensional masih memiliki keunggulan tersendiri.
Kepercayaan konsumen terhadap interaksi langsung, layanan purna jual, serta pengalaman berbelanja fisik tetap menjadi nilai tambah yang sulit digantikan oleh bisnis digital.
Inilah yang membuat persaingan antara bisnis digital dan bisnis konvensional semakin menarik untuk dikaji.
Baca juga: GIBEI Umsida Gelar Edukasi Investasi: Psikologi Investor dalam Mengelola Emosi
Potensi Kolaborasi Antara Bisnis Digital dan Bisnis Konvensional
Daripada terus bersaing, banyak pelaku usaha kini melihat peluang untuk berkolaborasi antara bisnis digital dan konvensional.
Salah satu bentuk kolaborasi yang paling nyata adalah konsep “O2O” (Online to Offline), di mana bisnis digital memanfaatkan kehadiran fisik bisnis konvensional untuk memperkuat interaksi dengan pelanggan.
Misalnya, banyak e-commerce besar yang mulai membuka toko fisik sebagai showroom produk mereka.
Konsumen bisa melihat, mencoba, dan merasakan produk sebelum memutuskan untuk membelinya secara online.
Hal ini memungkinkan pelanggan mendapatkan pengalaman belanja terbaik dari kedua dunia, baik digital maupun konvensional.
Selain itu, bisnis konvensional juga mulai mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan daya saing mereka.
Penggunaan sistem kasir berbasis aplikasi, layanan pesan-antar, hingga pemasaran berbasis media sosial membantu bisnis konvensional tetap relevan di tengah era digital.
Dengan menggabungkan keunggulan teknologi digital dan kekuatan bisnis fisik, keduanya dapat menciptakan ekosistem bisnis yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Lihat juga: Efektivitas Konten Marketing dalam Meningkatkan Keputusan Pembelian di E-Commerce
Strategi Kolaborasi yang Efektif
Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan kolaborasi antara bisnis digital dan konvensional meliputi:
- Integrasi Omnichannel: Bisnis dapat mengombinasikan pengalaman belanja online dan offline, misalnya dengan menyediakan opsi pemesanan online dengan pengambilan barang di toko fisik (click-and-collect).
- Pemanfaatan Data dan Teknologi: Dengan menggunakan analitik data dari transaksi digital, bisnis konvensional dapat memahami preferensi pelanggan dan meningkatkan pengalaman belanja mereka.
- Marketplace untuk Produk Lokal: Bisnis konvensional dapat memanfaatkan platform marketplace untuk menjangkau lebih banyak pelanggan tanpa harus mengembangkan sistem digital sendiri dari nol.
- Program Loyalitas Terintegrasi: Kombinasi program loyalitas berbasis aplikasi dan kartu fisik dapat meningkatkan retensi pelanggan di kedua dunia bisnis.
- Kemitraan Strategis: Kolaborasi antara startup digital dengan bisnis konvensional dapat menciptakan inovasi baru, seperti penggunaan teknologi AI dalam layanan pelanggan di toko fisik.
Masa Depan Bisnis: Bersaing atau Berkolaborasi?
Ke depan, bisnis digital dan konvensional tidak harus selalu bersaing. Justru, model bisnis hybrid yang menggabungkan kekuatan keduanya akan menjadi tren yang semakin populer.
Kolaborasi ini memungkinkan pelanggan mendapatkan pengalaman yang lebih baik, bisnis menjadi lebih efisien, serta pasar menjadi lebih luas.
Bagi pelaku usaha, penting untuk memahami bahwa transformasi digital bukanlah ancaman bagi bisnis konvensional, tetapi peluang untuk berkembang.
Adaptasi teknologi, strategi pemasaran digital, serta peningkatan layanan berbasis pelanggan adalah kunci untuk bertahan dalam persaingan yang semakin ketat.
Pada akhirnya, apakah bisnis digital dan bisnis konvensional akan terus bersaing atau justru berkolaborasi bergantung pada bagaimana para pelaku usaha melihat peluang di era ekonomi digital ini.
Jika dikelola dengan baik, keduanya bisa menjadi dua kekuatan yang saling melengkapi dan menciptakan manfaat yang lebih besar bagi ekonomi dan masyarakat.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah