Bisnis.digital.umsida.ac.id – Financial target merupakan salah satu elemen dalam Fraud Pentagon Theory yang menjadi perhatian utama dalam mendeteksi potensi kecurangan laporan keuangan.
Penelitian oleh Istian Kriya Almanfaluti, dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, menyoroti bahwa tekanan untuk mencapai target keuangan yang tinggi sering kali mendorong manajer perusahaan melakukan manipulasi.
Hal ini dilakukan untuk memenuhi ekspektasi dari berbagai pemangku kepentingan, seperti direksi, pemegang saham, hingga pasar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa target keuangan yang tidak realistis menciptakan tekanan besar bagi manajemen perusahaan.
Ketika perusahaan menghadapi kondisi ekonomi yang sulit atau tidak mampu mencapai kinerja yang diharapkan, manipulasi angka dalam laporan keuangan kerap menjadi jalan pintas.
Dengan demikian, financial target, yang seharusnya menjadi indikator kinerja, justru dapat membuka celah untuk kecurangan.
Kondisi ini tidak hanya membahayakan perusahaan itu sendiri tetapi juga mengancam kepercayaan investor dan stabilitas pasar secara keseluruhan.
Baca juga: Revolusi Cloud Computing: Teknologi di Era Modern
Kecurangan di Sektor Pertambangan
![](https://bisnisdigital.umsida.ac.id/wp-content/uploads/2025/01/laporan-1-577x418.png)
Penelitian ini memfokuskan pada sektor pertambangan di Indonesia, yang dikenal memiliki karakteristik unik dan risiko tinggi.
Perusahaan di sektor ini kerap menghadapi tantangan seperti volatilitas harga komoditas, regulasi ketat, dan tekanan besar untuk menarik investasi. Penelitian menunjukkan bahwa financial target, yang diukur melalui Return on Assets (ROA), memiliki hubungan positif dengan potensi kecurangan laporan keuangan.
Artinya, semakin ambisius target keuangan yang ditetapkan, semakin besar kemungkinan terjadi fraud dalam laporan keuangan.
Dalam sektor pertambangan, tekanan untuk mempertahankan stabilitas keuangan sering kali membuat manajemen mengambil langkah-langkah ekstrem.
Target keuangan yang tidak realistis mendorong munculnya praktik manipulasi laporan untuk menjaga citra perusahaan tetap positif di mata investor.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa banyak perusahaan berusaha menampilkan kinerja keuangan yang lebih baik daripada realitasnya melalui manipulasi angka, khususnya saat target keuangan sulit dicapai.
Selain itu, variabel lain seperti perubahan direksi juga berkontribusi terhadap terjadinya fraud. Pemimpin baru sering kali menghadapi tekanan untuk menunjukkan pencapaian besar dalam waktu singkat, yang dapat memicu pengambilan keputusan yang tidak etis.
Hal ini menyoroti pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap proses pelaporan keuangan, terutama di sektor-sektor dengan risiko tinggi seperti pertambangan.
Lihat juga: Integrasi Cryptocurrency dan QRIS: Inovasi Menuju Transformasi Keuangan
Membangun Transparansi dan Akuntabilitas
Untuk mengurangi risiko financial statement fraud akibat tekanan target keuangan, diperlukan langkah-langkah strategis sebagai berikut:
- Peningkatan Tata Kelola Perusahaan: Tata kelola yang baik menjadi kunci untuk mencegah kecurangan. Perusahaan perlu membentuk dewan komisaris independen yang kompeten dan memiliki otoritas penuh untuk mengawasi proses pelaporan keuangan secara obyektif. Dewan ini harus bebas dari konflik kepentingan agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif.
- Audit Eksternal yang Ketat: Audit eksternal oleh kantor akuntan publik (KAP) ternama, seperti Big 4, dapat membantu mendeteksi anomali dalam laporan keuangan. KAP yang memiliki reputasi baik mampu memberikan audit yang lebih transparan dan akurat, sehingga mempersempit ruang untuk manipulasi.
- Target Keuangan yang Realistis: Direksi harus menetapkan target keuangan berdasarkan analisis mendalam terhadap kondisi pasar dan kemampuan operasional perusahaan. Target yang realistis tidak hanya meningkatkan kredibilitas perusahaan tetapi juga mengurangi tekanan pada manajemen.
- Pendidikan dan Pelatihan Etika: Perusahaan perlu memberikan pelatihan kepada manajer dan karyawan tentang pentingnya integritas dan transparansi. Pendidikan ini dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang dampak buruk kecurangan laporan keuangan terhadap perusahaan dan masyarakat luas.
- Penggunaan Teknologi Deteksi Fraud
Teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dapat dimanfaatkan untuk menganalisis pola data dan mendeteksi anomali dalam laporan keuangan. Dengan AI, perusahaan dapat mendeteksi potensi fraud secara dini dan lebih akurat.
Menjaga Integritas Laporan Keuangan dalam Dunia Bisnis
Fraud Pentagon Theory memberikan kerangka analisis yang komprehensif untuk memahami motivasi di balik kecurangan laporan keuangan.
Dalam sektor pertambangan, tekanan untuk memenuhi target keuangan sering kali menjadi pemicu utama terjadinya manipulasi laporan.
Hal ini menunjukkan bahwa financial target yang tidak realistis dapat menjadi ancaman serius bagi integritas laporan keuangan.
Penerapan tata kelola yang baik, audit eksternal berkualitas, dan pemanfaatan teknologi modern seperti AI menjadi langkah penting untuk mencegah fraud.
Selain itu, pendidikan etika di tingkat manajerial juga diperlukan untuk menciptakan budaya transparansi di perusahaan.
Komitmen untuk menjaga integritas laporan keuangan tidak hanya penting bagi perusahaan, tetapi juga bagi investor dan masyarakat.
Dengan menerapkan langkah-langkah strategis, perusahaan dapat menciptakan iklim bisnis yang sehat dan kompetitif, sekaligus meningkatkan kepercayaan publik terhadap pasar keuangan.
Fraud Pentagon Theory membuktikan bahwa dengan pemahaman dan pencegahan yang tepat, kecurangan laporan keuangan dapat diminimalisasi secara efektif.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah